BlackBerry mengaku tak risau soal persyaratan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 30 persen untuk handset 4G yang bakal mulai diberlakukan pada 17 Januari 2017.
Malahan, Chief Legal Officer BlackBerry Global Steve Zipperstein mengatakan bahwa pihaknya sudah lama menyertakan kandungan lokal buatan Indonesia di produk-produknya, jauh sebelum wacana soal TKDN mencuat ke permukaan.
"Contohnya saja, kami menanam investasi besar di Bali untuk membangun pusat pengujian aplikasi di sana. Aplikasi hasil uji tak hanya dipakai di handset BlackBerry yang dipasarkan di Indonesia, namun juga di pasar global," ujar Zipperstein dalam sesi wawancara bersama sejumlah jurnalis di Jakarta, Selasa kemaren
Ditambahkan oleh Zipperstein, dari sekitar 100.000 aplikasi di toko BlackBerry World, 5.000 di antaranya merupakan buatan pengembang Indonesia yang jumlahnya mencapai 1.500 developer.
"Jadi, Android atau Apple tak bisa bilang bahwa (aplikasinya) diuji dan diulas di Indonesia, tapi BlackBerry bisa.
Malahan, Chief Legal Officer BlackBerry Global Steve Zipperstein mengatakan bahwa pihaknya sudah lama menyertakan kandungan lokal buatan Indonesia di produk-produknya, jauh sebelum wacana soal TKDN mencuat ke permukaan.
"Contohnya saja, kami menanam investasi besar di Bali untuk membangun pusat pengujian aplikasi di sana. Aplikasi hasil uji tak hanya dipakai di handset BlackBerry yang dipasarkan di Indonesia, namun juga di pasar global," ujar Zipperstein dalam sesi wawancara bersama sejumlah jurnalis di Jakarta, Selasa kemaren
Ditambahkan oleh Zipperstein, dari sekitar 100.000 aplikasi di toko BlackBerry World, 5.000 di antaranya merupakan buatan pengembang Indonesia yang jumlahnya mencapai 1.500 developer.
"Jadi, Android atau Apple tak bisa bilang bahwa (aplikasinya) diuji dan diulas di Indonesia, tapi BlackBerry bisa.
Post a Comment